banner 728x250

Pengembangan Potensi Teruna Bakti

banner 120x600
banner 468x60

Jayapura.OborNyala.id,-“Reflesi Entitas Yang Ada” “Taruna Bakti Mempunyai Potensi Yang Dapat Dikelolah Dalam Rangka Pembangunan Sumber Daya Manusia Yang Bermutu, Berdedikasi, Berintegritas, dan Bertanggungjawab”

banner 325x300

Oleh: A.A.ANDREAS GOO

Apa Saja Potensi Taruna Bakti?
Taruna Bakti merupakan suatu lembaga pendidikan yang didirikan untuk membangun sumber daya manusia bermutu (rohaniah dan non rohaniah, ilmu pengetahuan dan non ilmu pengetahuan) di Tanah Papua. Pembangunan sumber daya manusia dalam Lembaga Taruna Bakti terdiri dari empat potensi, yaitu potensi ke-iman-an, potensi ilmu pengetahuan, potensi fisik, dan potensi kelembagaan.
Keempat potensi yang disebutkan diatas, penulis hendak menguraikannya satu per satu. Mengapa? Jawabannya adalah pemahaman kita akan menjadi utuh Ketika kita membaca ke-empat potensi itu secara terpisah, kemudian, kita dapat membuat suatu kebijakan rencana tidak yang tepat dalam pembangunan sumber daya manusia yang diharapkan oleh semua pihak.

Potensi Ke-iman-an
Belajar dari pengalaman Alumni Taruna Bakti (para guru di Papua, para pastor, dan/atau para politikus) yang ada selama ini (=saya juga yakin demkian halnya dengan yang sudah almarhum/almarhumah), bahwa tipikal perilaku lulusan Taruna Bakti berbeda dengan tipikal perilaku lulusan Lembaga lain.
Perbedaan tipikal perilaku lulusan Taruna Bakti berbeda dengan lulusan Lembaga lain karena ternyata, selain Asrama Taruna Bakti berfungsi sebagai tempat nginap anak-anak Taruna Bakti, fungsi lain yang diperankan oleh Tim Pembina Asrama Taruna Bakti adalah “Pelaksanaan Pembinaan Moral dan Etika” dari Angkatan ke Angkatan yang berbasis pada Firman Yesus Kristus. Pembinaan dilakukan tanpa pernah mengucapkan kata “bosan/jenus/malas”, sehingga serangkaian pembinaan itu menjadi bekal yang tak dapat diuangkan karena di back up oleh suatu rasa tanggung jawab yang besar.
Pembinaan itu tidak berhenti di Asrama Taruna Bakti karena Dewan Guru di sekolah mengelolah hasil pembinaan itu dalam bentuk “Taat Sikap dan Perilaku” Anak Taruna Bakti ketika mentrasfer ilmu pengetahuan kepada anak sekolahannya. Selain transfer ilmu pengetahuan, Dewan Guru memperjelas fungsi moral dan etika dalam kolaborasinya dengan ilmu pengetahuan yang diajarkannya, sehingga para murid menerima, menangkap, dan atau menafsirkan Pendidikan Moral dan Etika sebagai suatu keharusan yang wajib dipertanggung-jawabkan selama menjalani kehidupan sebagai manusia dalam praksis hidupnya.
Dalam Pendidikan moral dan etika yang berfokus kepada Anak Taruna Bakti dengan serangkain jadwal tetap dari bangun tidur pagi hari sampai dengan Kembali tidur pada malam hari selama menjadi Anak Asrama dan Anak sekolahan telah mengakumulasi suatu modal budaya yang disebut juga modal iman akan Yesus Kristus yang wajib dipraksiskan dalam kehidupan harian telah menjadi modal bertindak dalam perjalanan hidup sesudah tamat dari Taruna Bakti, sehingga Alumni Taruna Bakti Ketika berperan dalam berbagai ruang sosial yang ada, selalu tampil sebagai orang yang bermutu, berdedikasi, berintegritas, dan bertanggung jawab.
Aura yang dipancarkan oleh Alumni Taruna Bakti sebagaimana yang dijelaskan diatas itu, oleh Alumni yang ada sekarang disimpulkan, bahwa pengalihan fungsi Asrama Taruna Bakti yang terintegral dengan fungsi sekolah sudah tidak mempertahankan “aura, roh, marwah” Taruna Bakti yang pernah ada. Itulah sebabnya, para Alumni Taruna Bakti telah menyampaikan suatu “deklarasi kembalikan fungsi asrama” Ketika reuni akbar dalam rangka HUT TB yang ke-50.
Mengapa para Almuni berkesimpulan demikian? Jawabannya, ibarat sebuah pohon manga yang tumbuh, dimana setengah tanah dengan akar pohonnya sudah dibuang karena di gali dan di potong akarnya. Ketika suatu gejala alam tertentu muncul, maka besar kemungkinan pohon manga itu tumbang atau ternyata buah manga yang dihasilkan pohon itu tidak lebat, tidak manis lagi, dan/atau kerdil semuanya. Ibarat itu menggambarkan terjadinya “kebijakan Lembaga Gereja” yang kurang dalam analisis permasalahan dan hakikat pendirian Asramat Taruna Bakti.
Kembali ke analogi tanah dan akar yang belum di gali dan yang belum di potong akarnya, yaitu sekolah yang ada. Penulis belajar cepat dalam suatu pengamatan cepat terhadap anak-anak Taruna Bakti masa sekarang yang rata-rata tinggal di luar Asrama Ketika pembukaan Pertandingan Bola Basket yang dibuka oleh P.J.Walikota Jayapura, Dr.Frans Pekei, M.Si., bahwa setengah dari keseluruhan anak sekolah langsung bubar dari sekolah menuju ke rumahnya dan setengahnya yang masih bertahan sebelum pembukaan; kemudian, Ketika selesai kegiatan pembukaan, anak-anak yang tinggal baru sepertiganya (belum lagi, sikap anak-anak yang acuh mendengar perintah gurunya – ada yang mendengar namun terus jalan pulang- untuk mengangkat kursi putih, untungnya Ibu Kepsek berdiri di jalan keluar dan menahan beberapa anak untuk melakukan pekerjaan itu), dan sore setelah selesai hujan deras, datanglah anak-anak sekolah dari kampus lain yang akan bertanding hari itu, namun karena cuaca kurang bersahabat di pending sampai Hari Minggu pertandingan akan di mulai.
Disini, saya persoalkan sikap anak sekolah yang dibekali hanya dengan ilmu pengetahuan bermutu tinggi belum tentu mempunyai sikap bijaksana dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga suatu komunitas tempat tinggal. Selain itu disini saya mempersoalkan pandangan mengenai, sikap anak yang seharunya sebagai anak millennium yang berperilaku individulal yang lepas kendali dari nilai ke-sosil-an, dan endingnya, anak lulusan Taruna Bakti ternyata akan berotak besar dan berhati picik. Ketika hal itu menjadi kenyataan maka kita berkontribusi menciptakan suatu dunia kebobrokan dan kegagalan dari tujuan utama lembaga Taruna Bakti sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri Taruna Bakti. Jangan sampai “Obor Mati Hidup atau Hidup Mati”, namun usahakanlah agar “Obor Menyala Terus”.

Potensi Ilmu Pengetahuan
Potensi ilmu pengetahuan yang di miliki oleh Taruna Bakti tidak diragukan lagi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Kepemilikan ilmu pengetahuan yang benar dan bermutu diimbangi oleh ketersedian sumber daya manusia yang memadai, khususnya Dewan Guru dalam hierarki sekolah merupakan suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi selama ini. Dewan Guru minimal dalam tiap bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan di Taruna Bakti minimal ada satu orang guru yang siap dan saya yakin hal itu ada dan tidak diragukan lagi .
Dalam tulisan ini, Penulis mempersoalkan tentang peningkatan mutu anak didik dari segi satu konsep yang boleh dikatakan sebagai “bekal untuk masa depan anak”. Bekal untuk masa depan anak itu dalam ruang ilmu diandaikan bisa kalau belajar ilmunya, namun menurut penulis, dibutuhkan suatu strategi lain, berupa strategi pelatihan kecakapan atau skill yang tidak bergantung pada komprehensivitas ilmu pengetahuan.
Kecakapan yang dianggap penting ini, menurut penulis, wajib dibekali pada Anak Taruna Bakti yang akan lulus dan memasuki dunia akademikal baru di dunia Pendidikan tahap lanjut mana saja yang ketika dihadapkan pada problematika tertentu mampu diladeninya.
Hal ini saya ungkapkan karena saya tidak meragukan sistem Pendidikan dan kepakaran Dewan Guru yang ada, namun hal yang saya ragukan adalah kemampuan anak menghadapi tantangan jaman setelah selesai Taruna Bakti. Beberapa hal yang dipandang hakiki dapat dibuat kategorisasi agar dalam pengembangan kegiatan pembekalan dapat difokuskan pada bidang-bidang tertentu sebagai perioritas. Untuk membuat perioritas perlulah suatu media diskusi terintegral antara pihak Yayasan, sekolah, dan Ikatan Alumni Taruna Bakti. Tujuannya agar hal-hal yang dipandang sebagai “bekal” bagi Anak Taruna Bakti demi masa depannya menjadi focus kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan massif. Oleh karena itu, perlulah suatu diskusi integral untuk membahas tentang strategi pembekalan dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan dan non ilmu pengetahuan yang dipandang strategis yang diidentifikasi sebagai bidang yang penting untuk hidup Anak Taruna Bakti pasa masa depannya.

Potensi Fisik
Potensi fisik yang dapat dikembangkan penulis kategorisasi menjadi tiga, yaitu potensi tubuh, potensi gedung sekolah, dan potensi gedung asrama. Ketiga hal ini dapat diuraikan secara khusus pada bagian berikut.
Potensi Tubuh Anak Taruna Bakti. Pengembangan potensi tubuh dilakukan dalam bidang ke-olahraga-an. Ketersediaan fasilitas olah raga yang ada perlu dikorelasikan dengan ketersediaan pelatih dalam bidang tertentu. Fasilitas yang tersedia dari masa ke masa adalah tiga fasilitas, yaitu Bola Basket, Bola Volly, dan Bola Kaki. Ketiga bidang ini, walaupun tidak semua Anak Taruna Bakti, namun kita paham, bahwa beberapa orang telah mengharumkan nama Taruna Bakti serentak nama Papua. Pengembangan potensi ke-olahraga-an ini pada masa depan seharusnya bagaimana, sebagaiknya disiati dalam suatu diskusi integral antara pihak Yayasan, sekolah, dan Ikatan Alumni Taruna Bakti untuk menjawab pertanyaan bagaimana pengembangan tubuh anak sekolahnya.
Potensi Gedung Sekolah Taruna Bakti. Perbandingan gedung sekolah pada masa-masa lalu berbeda dengan masa sekarang karena memang ada perubahan gedungnya, namun pasti ada kebutuhan gedung tambahan untuk menambah daya tampung anak didik atau untuk pengembangan soft skiil tertentu maka demi pemenuhan gedung sekolah dimaksud, perlu disiati dalam suatu diskusi integral antara pihak Yayasan, sekolah, dan Ikatan Alumni Taruna Bakti untuk menjawab pertanyaan bagaimana pengembangan gedung sekolahnya.
Potensi Gedung Asrama Taruna Bakti. Fungsi Asrama Taruna Bakti sebagaimana fungsi awal sudah diubah oleh Keuskupan, perempatan sudah ditutup, dan ciri integral Taruna Bakti antara asrama dan sekolah dinonaktifkan. Orang masuk ke kompleks Taruna Bakti versi sekarang itu bukan orang masuk ke Taruna Bakti lagi karena identik dengan orang masuk ke parsialitas Taruna Bakti. Mungkin tujuan perubahannya baik, tapi tujuan manajemen awal untuk melakukan perubahan bertentangan dengan tujuan awal pendirian Taruna Bakti yang ingin dicapai oleh bapa/ibu pendiri Taruna bakti. Alumi Taruna Bakti merasa disakiti dan diciderai oleh pihak Keuskupan karena bukti peran para Alumni Taruna bakti dalam ruang sosial yang dimasukinya terjadi (diperankan) sebagaimana tujuan awal yang diinginkan oleh pendiri Taruna bakti. Oleh karena para Alumni Taruna Bakti berbeda pandangan dengan pihak Keuskupan maka dibutuhkan Strategi Penanganan Masalah Asrama Taruna Bakti ini dengan serius dan segera dalam bentuk-bentuk pemecahan masalah tertentu yang disepakati dan dinginkan bersama.

Potensi Kelembagaan
Dalam tulisan ini saya tidak meragukan keberadaan hierarki Yayasan, hierarki sekolah, dan hierarki Alumni Taruna Bakti. Potensi yang ada pada ketiga lembaga itu untuk berkerja sama dan bekerja bersama-sama. Bekerja sama untuk bicara menetapkan agenda bersama dengan mengidentifikasi agenda kerja internal lembaga dan membuat consensus untuk rencana tindak atas jenis kegiatan tertentu yang dapat dikerjakan bersama-sama.
Potensi kelembagaan yang ada sekarang dari ketiga lembaga itu bersifat powerfull, yang belum dilakukan adalah diskusi bersama untuk menetapkan rencana tindak ketiga lembaga demi menjawab pertanyaan-pertanyaan Taruna Bakti sekarang. Pertanyaannya bukan siapa yang mengundang, namun siapa yang diundang oleh ketiga lembaga; kalua diajukan pertanyaan, kapan mulainya, maka jawabannya, sekarang, jangan tunggu, kalua tunggu momentum lenyap depan mata. Potensi kelembagaan yang ada segera diaktifkan dalam koridor “Yesus Kristus adalah Guru, Taruna bakti adalah murid yang siap bekerja”.

Penutup
Tulisan ini ditulis oleh penulis sebagai bahan refleksi pribadi. Kalau ada salah diksi dalam tulisan ini maka penulis bertanggung jawab, namun kalau refleksi ini bermanfaat untuk Taruna Bakti, maka saya berharap cita-cita para pendiri dalam rupa kalimat sudah saya uraikan sekalipun bukan yang lengkap. Semoga Taruna Bakti terus-menerus menghasilkan Sumber Daya Manusia Yang Bermutu, Berdedikasi, Berintegritas, dan Bertanggungjawab. Pro Eclessia Et Patria, Hu Ha Yes. (Redaksi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *