banner 728x250

Persekolahan berasrama di Kampung adalah Garda Terdepan Peradaban Manusia Papua

banner 120x600
banner 468x60

Jayapura, OborNyala.Id – Melihat pendidikan di Papua, perlu dengan hati yang dalam.

Adik-adik kita di kampung-kampung sudah selayaknya untuk mendapatkan pendidikan yang artinya bahwa Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi (guru ke murid) berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian, semuanya itu mereka perlu mendapatkan di kampung-kampung.

banner 325x300

Hampir seluruh kabupaten-kabupaten di Papua ini mengalami masalah serius, kata kasar bahwa krisis pendidikan. hal yang paling terasa adalah daerah kampung-kampung.

Problem Pendidikan di Papua
berikut ini adalah contoh Masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan, berupa:

  1. Guru
    tidak adanya seorang pengajar yang tetap. yang ada cuma tenaga honorer tamatan SMA/K yang menjalankan tugas; tidak adanya kepala sekolah yang mengatur jalannya sekolah. banyak sekolah-sekolah di kampung-kampung yang tidak ada kepala sekolah. adanya perebutan kepala sekolah yang membuat saling mengiri/iri hati sehingga timbulah ketakutan antr sesama guru. guru mulai takut tinggal di tempat tugas.
  2. Sarana dan Prasarana:
    bangunan gedung sekolah yang tidak mendukung, misalnya saja bangunan sekolah yang hanya 3 gedung, tidak mampu muat siswa dalam jumlah bnyak. ditambah lagi rumah guru yang tidak ada menjadi alasan utama guru tidak ada di tempat tuagas.
    Tidak adanya asrama yang memadai untuk menampung anak-anak yang tinggal di kampung terjauh dari lokasi sekolah.
  3. Dana Bantuan Operasional (BOS)
    Dana BOS yang hanya menjadi lahan kepentingan pribadi oleh oknum kepala sekolah yang bekerja sama dengan oknum orang dinas pendidikan setempat (tidak transparansi) membuat guru lain iri hati bahkan baku marah, pada akhirny pindah tempat tugas tanpa alasan atau hambak tidak mau ke tempat tugas.
  4. Kurikulum
    Kurikulum dari Pusat yang berubah-ubah, tidak memperhatikan kesiapan situasi dan kondisi tiap daerah khususnya daerah 3-T. guru-guru kami di kampung-kampung dong bingung juga, mereka baru mau belajar menerapkan 1 kurikulum, eh… sudah masuk kurikulum baru lagi.. hal ini juga menjadi kendala yang terjadi di Papua. bukan hanya di kampung-kampung, di kota besar juga bingung akan hal ini.
  5. Yayasan Persekolahan Tertentu
    di daerah pedalaman, ada beberapa yayasan yang sama sekali tidak memperhatikan sekolahnya. tidak adakontrol sama sekali tentang berjalannya sekoalh. seperti lepas tangan. hal ini juga menjadi problem tertentu. Misalnya saja guru di sekolah negeri banyak, namun di jayasan kurang. ketika minta ke pemerintah, pemerintah bilang itu urusan Jayasan. hal ini perlu dibenahi sam-sama.
  6. KANTIBMAS
    satu faktor utama juga tentang kenyamanan dan ketentraman di tempat tugas, jika keamanan tidak menjamin, guru-guru kita juga takut bertugas. hal ini membuat korban anak-anak generasi daerah setempat.
  7. Akses Pendidikan
    rata-rata satu hal yang mendasar sehingga sekolah macet adalah alasan akses ke tempat dimana sekolah itu berada. misalnya saja tidak adanya jalan raya. guru jalan kaki berminggu-minggu hanya untuk sampai di tempat tugas dengan bawa bekal yang tidak banyak (sedikit), itu juga masalah yang sering ditemukan di tiap daerah.

Saran

Saya berpendapat bahwa mari kita buat asrama putra dan putri untuk tingkatan pendidikan tertentu (misal:SD/SMP/SMA-MK) khusus di setiap distrik. tampung setiap anak-anak dari kampung-kampung semua di asrama tersebut dan berikan pendidikan secara total berupa pendidikan Karakter, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Scince, Pendidikan Komputer, serrta pendidikan kejuruan lainnya yang dapat membantu anak-anak bisa berkembang dan bersaing dengan yang lain.

setiap pemerintah daerah perlu menerapkan sistem sekolah asrama. Buat MoU dengna pihak Dolog agar tiap bulan asrama bisa menerima beras sebagai kebutuhan pokok. selain beras, pihak asrama dan pemerintah perlu siapkan lahan kosong untuk bisa buka kebun asrama: anak-anak diwajibkan untuk tanam keladi, petatas, tanam padi, pisang, sayuran, piara ayam, piara ikan, piara babi, piara sapi, dll. dari hasil tersebut mereka bisa makan untuk sekolah juga sebagian bisa jual untuk kebutuhan mereka.

selain hal tersebut diatas, perlu adanya perekrutan tenaga guru kontrak dari masing-masing daerah setempat agar mereka bisa betah dan tugas. perlu ada rumah tinggal yang layak huni.perlu juga benahi dana BOS di tiap sekolah agar dipergunakan semaksimal mungkin.setiap kita saling bahu-membahu mendorong SDM kita, agar berkesinambungan. mulai dari mutu pendidikan dan akses pendidikan, akses jalan dan lain sebagainya.

Masalah Pendidikan memang sangat Komplit di Papua namun mari kita pecahkan satu per satu, pasti kita bisa. janganlah kita pesismis namun tetap optimis,saya pikir demikian, kurang dan lebihnya mohon maaf.

Penulis, Mateus Mawekim, S.Pd, CPNS di Boven. (sekarang ambil S2 pendidikan di Rusia tahun ke dua) dari Boven Digoel.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *